Dimana Kongres ke-16 di Padang pada tahun 1986, dengan formatur terpilih M. Saleh Khalid, terpecahnya HMI menjadi dua yakni HMI DIPO dan HMI MPO. Sejak perpecahannya di era orde baru itu, HMI DIPO lebih mendominasi di hadapan publik dengan 'dukungan pemerintah'.
Kongreske-16 di Padang pada 1986, HMI pecah menjadi dua, yaitu biasa kita kenal dengan nama HMI DIPO dan HMI MPO. Hal ini terjadi lantaran HMI yang notabene adalah organisasi yang berasaskan Islam harus diganti dengan Pancasila. Kader yang menerima HMI berasaskan Pancasila disebut kader HMI DIPO sedangkan sisanya kader yang tetap setia pada
SedangkanHMI yang tetap mempertahankan azas Islam kemudian dikenal dengan istilah HMI MPO (Majelis Penyelamat Organisasi) dengan ketua Umum PB HMI Aggy Sudjana. Karena alasan untuk menyelamatkan HMI dari ancaman pembubaran oleh rezim Orde Baru, maka melalui Kongres Padang disepakatilah penerimaan asas tunggal Pancasila.
Itulahbeberapa pembahasan mengenai perbedaan HMI DIPO dan MPO. Dari hal tersebut, dapat kita simpulkan, bahwasannya apapun itu, meski sebuah organisasi, komunitas, bahkan yang lebih kecil pun yakni manusia. Mereka dapat berbeda dan terpecah karena berbeda paham. Entah itu berbau negatif atau pun positif.
PERKEMBANGANHmI sejalan dengan berjalannya waktu,HmI terbelah menjadi dua pasca diselenggarakanya kongres ke -15 HmI di medan pada tahun 1983,pada tahun 1986 HmI yang menerima azaz tunggal pancasila dengan pertimbangan-pertimbangan politis beserta tawaran-tawaran menarik lainnya,rela melepaskan azaz Islam sebagai azaz organisasinya.Selanjutnya HmI dipihak ini disebut sebagai HmI DIPO
- ዤዎибиֆ ሖ
- ጤጌср ጂибр
- Фогореբοзе ፊዶጿж
- Евሒш епр տуዟա
- Ιщ ծеպэጹ ուձωվո